Banyak Masalah MBG, Orang Tua Mulai Khawatir dan Minta Pengawasan Lebih Ketat
Keluhan Orang Tua Siswa Terhadap Program Makanan Bergizi Gratis di Batam
Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah di Batam belakangan menimbulkan banyak keluhan dari para orang tua siswa. Awalnya, program ini ditujukan untuk memberikan manfaat kepada anak-anak dengan menyediakan makanan gratis. Namun, beberapa temuan makanan yang tidak layak seperti basi, berulat, hingga dugaan keracunan justru membuat orang tua resah dan mempertanyakan pengawasan terhadap program tersebut.
Beberapa kasus telah muncul dalam sebulan terakhir. Di SD HKI Bengkong, nasi yang diberikan ternyata berulat. Di SMA N 14 Semgkuang, ditemukan kecoak dalam makanan. Sementara itu, di SMP N 8 Sambau, ada dugaan keracunan yang dialami siswa. Masalah ini memicu kepanikan di kalangan orang tua, sehingga banyak dari mereka kini lebih memilih membekali anak-anak dengan bontot makanan dari rumah.
Salah satu orang tua siswa di Batam, Yuliana (38), mengungkapkan kekecewaannya setelah anaknya mengalami mual setelah menyantap makanan MBG di sekolah. Ia mengatakan, “Niatnya bagus, pemerintah mau memberi makanan gratis. Tapi kalau kualitasnya begini, anak-anak yang jadi korban. Kami jadi takut.”
Keluhan serupa juga datang dari Rudi (42), seorang orang tua siswa lainnya. Ia mengaku bahwa anaknya kini enggan menyentuh makanan MBG setelah mendengar kabar adanya kasus makanan basi dan berulat di beberapa sekolah. “Anak saya pulang bilang takut makan MBG. Katanya temannya ada yang sakit perut. Akhirnya dia lebih pilih jajan di luar. Kalau begini, program ini jadi sia-sia,” ujarnya.
Banyak orang tua juga menyampaikan bahwa informasi terkait masalah MBG sering kali simpang siur. Mereka menyesalkan minimnya penjelasan resmi dari pihak sekolah maupun penyedia makanan. Fitri, salah satu wali murid SMA Negeri di Batam, mengatakan, “Kalau ada masalah, mestinya sekolah langsung sampaikan ke orangtua. Jangan tunggu viral dulu baru ada klarifikasi. Kami ingin tahu anak kami makan apa setiap hari.”
Orang tua siswa mendesak agar pemerintah, khususnya Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), lebih ketat dalam mengawasi dapur pengolahan dan distribusi MBG. Mereka berharap persoalan serupa tidak terus berulang. “Harus ada standar yang jelas. Mulai dari pemilihan bahan, proses masak, sampai pengiriman ke sekolah. Kalau ada yang tidak layak, jangan dipaksakan,” tegas Yuliana.