Putaran Balik Saham ATLA: Setelah \’Serok\’, Komisaris Utama Jual 7 Juta Lembar Saham
Pergerakan Saham PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) yang Menarik Perhatian Pasar
Di tengah euforia kenaikan harga saham PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA), yang mengalami peningkatan signifikan dalam sebulan terakhir, muncul sebuah tindakan tak terduga dari pemegang saham pengendali sekaligus Komisaris Utama perusahaan, Rudi Reksa Sutantra.
Hanya beberapa hari setelah dilaporkan membeli saham, Rudi justru melakukan aksi jual dalam jumlah yang lebih besar. Aksi ini menimbulkan sentimen baru yang menarik untuk diperhatikan oleh para pelaku pasar.
Penjualan 7 Juta Lembar Saham Setelah Sebelumnya Membeli
Berdasarkan laporan perubahan kepemilikan saham yang disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2 Oktober 2025, Rudi Reksa Sutantra tercatat telah menjual saham ATLA secara bertahap. Transaksi penjualan tersebut dilakukan pada:
- Senin, 29 September 2025: Menjual 1.000.000 (satu juta) lembar saham.
- Selasa, 30 September 2025: Menjual 6.035.100 (enam koma nol tiga juta) lembar saham.
Seluruh transaksi penjualan tersebut dilakukan pada harga Rp 70 per lembar saham. Totalnya, Rudi Reksa Sutantra telah melepas 7.035.100 lembar saham ATLA.
Aksi jual ini menjadi plot twist yang mengejutkan, mengingat pada 26 September 2025 lalu, ia sempat dilaporkan membeli 1 juta lembar saham di harga Rp 71.
Dengan penjualan ini, kepemilikan Rudi Reksa Sutantra sedikit berkurang dari 50,17% menjadi 50,06%.
Realisasi Keuntungan di Tengah Reli Harga
Langkah penjualan ini dilakukan tepat ketika saham ATLA sedang dalam tren kenaikan yang sangat kuat. Seperti yang dilaporkan sebelumnya, saham ATLA yang sebelumnya \”tertidur\” di level Rp 50, berhasil meroket hingga menyentuh level Rp 99 pada 1 Oktober 2025.
Melihat momentum tersebut, aksi yang dilakukan oleh Komisaris Utama ini sering kali diinterpretasikan oleh pasar sebagai langkah realisasi keuntungan atau profit taking setelah harga sahamnya mengalami kenaikan signifikan.
Meski kepemilikannya sedikit berkurang, Rudi Reksa Sutantra bersama Direktur Utama Yophi Kurniawan Iswanto (16,93%) tetap menjadi figur pengendali utama di balik emiten jasa energi yang baru melantai pada April 2024 ini.
Analisis dan Perspektif Pasar
Perubahan kepemilikan saham oleh pemegang saham pengendali selalu menjadi perhatian khusus bagi para investor. Dalam kasus ini, aksi jual Rudi Reksa Sutantra bisa menjadi indikator penting untuk memahami strategi bisnis perusahaan di masa depan.
Beberapa analis memprediksi bahwa aksi jual ini tidak sepenuhnya negatif, karena bisa jadi merupakan bagian dari rencana manajemen modal yang lebih luas. Namun, di sisi lain, aksi ini juga bisa memicu kekhawatiran di kalangan investor jika dianggap sebagai tanda kelemahan atau ketidakpastian tentang prospek saham ATLA.
Pasar akan terus memantau pergerakan saham ATLA dan tindakan-tindakan lanjutan dari para pemegang saham utama. Dengan adanya fluktuasi harga yang cukup signifikan, investor perlu tetap waspada dan melakukan riset mendalam sebelum mengambil keputusan investasi.