Saham Konsumen Belum Menggelora, Cek Rekomendasi Analis
Pergerakan Sektor Konsumer Siklikal Masih Tertinggal
Saham-saham di sektor barang konsumer non-primer atau consumer cyclical masih belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Indeks konsumer siklikal tercatat tertinggal dibandingkan indeks sektoral lainnya. Berdasarkan data statistik Bursa per Kamis (2/10/2025), indeks ini hanya mampu naik sebesar 9,85% sejak awal tahun, sehingga menempati posisi ketiga terendah di antara indeks sektoral lainnya.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) David Kurniawan menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan pergerakan sektor ini masih lemah. Pertama, daya beli masyarakat yang melemah akibat inflasi pangan dan depresiasi rupiah membuat konsumsi non esensial seperti otomotif, ritel premium, dan leisure terhambat. Kedua, biaya impor yang tinggi menyebabkan marjin tergerus. Banyak emiten di sektor ini bergantung pada bahan baku impor seperti gandum, daging, dan elektronik.
Ketiga, tingkat suku bunga yang relatif tinggi membuat permintaan cicilan kredit kendaraan maupun barang konsumsi terhambat. Hal ini disampaikan oleh David kepada ASKAI.ID – Top UP Isi Ulang Game Murah, Kamis (2/10/2025).
Dihubungi terpisah, Managing Director Research & Digital Production Samuel Sekuritas Indonesia Harry Su menilai performa saham di sektor consumer cyclical saat ini dipengaruhi oleh kekhawatiran pelemahan daya beli masyarakat yang berpotensi membebani profitabilitas perusahaan konsumer di Indonesia. Meskipun suku bunga sudah turun, biasanya memerlukan waktu minimal 6 bulan untuk dapat dirasakan manfaatnya.
Peluang Penguatan Sektor Konsumer
Meskipun demikian, Harry berpendapat bahwa sektor ini masih memiliki peluang menguat ke depannya. Program stimulus pemerintah diperkirakan akan menjadi angin positif bagi perusahaan konsumer melalui peningkatan pendapatan yang dapat dibelanjakan masyarakat. Inisiatif seperti bantuan pangan, program padat karya, dan program magang berpotensi membantu menurunkan tingkat pengangguran dalam jangka panjang, sekaligus menopang permintaan di tengah masih lemahnya minat belanja konsumen Indonesia. Dampaknya diperkirakan mulai terlihat pada kuartal IV-2025 dan seterusnya.
David juga melihat peluang perbaikan kinerja sektor konsumer siklikal pada akhir tahun 2025. Optimisme ini didorong oleh sentimen positif, seperti faktor musiman menjelang akhir tahun yang identik dengan puncak belanja masyarakat seperti Natal, Tahun Baru, dan liburan, serta dukungan stimulus fiskal khususnya kebijakan pro fiskal yang digulirkan pemerintah.
Rekomendasi Saham Pilihan
David melihat beberapa saham yang menarik untuk dicermati, antara lain:
- PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI): Didukung momentum musiman di akhir tahun.
- PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT): Tetap stabil di tengah tekanan makroekonomi.
- PT Aspirasi Hidup Sejahtera Tbk (ACES): Saat ini dinilai memiliki valuasi murah.
Adapun Harry memilih saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Mayora Indah Tbk (MYOR), dan PT Unilever Tbk (UNVR) sebagai pilihan yang menarik untuk dicermati.
David merekomendasikan strategi:
- Buy on support saham MAPI dengan target harga Rp 1.600 per saham.
- Buy on weakness saham AMRT dengan target harga Rp 2.800 per saham.
- Buy saham ACES pada target harga Rp 660 per saham.
Harry memberikan peringkat overweight untuk sektor konsumer dan merekomendasikan buy untuk saham ICBP, INDF, MYOR, dan UNVR.