Angklung Toel, Inovasi Piano Jari dari Kang Yayan Udjo yang Menghidupkan Tradisi di Era Modern
Angklung Toel: Inovasi yang Menghidupkan Tradisi
Angklung, alat musik tradisional Jawa Barat, kini hadir dalam bentuk baru yang menarik perhatian banyak orang. Melalui kreativitas Yayan Mulyana Udjo, putra dari keluarga besar Saung Angklung Udjo, lahirlah Angklung Toel. Instrumen ini menggabungkan kearifan lokal dengan sentuhan modern, sehingga membuat angklung lebih dekat dengan generasi muda dan siap bersaing di panggung musik dunia.
Diciptakan pada tahun 2008, Angklung Toel lahir dari keinginan sederhana untuk membuat angklung lebih mudah dipelajari dan dimainkan tanpa kehilangan jiwanya. Yayan ingin agar angklung tetap bisa mengikuti zaman, namun tetap menjaga ruh tradisinya.
Transformasi Cara Bermain: Dari Goyang ke \”Toel\”
Perbedaan paling mencolok dari Angklung Toel terletak pada cara memainkannya. Jika angklung tradisional menghasilkan nada lewat goyangan berkelompok, Angklung Toel cukup disentuh dengan jari, atau dalam istilah Sunda, di-toel.
Instrumen ini biasanya digantung terbalik, menggunakan karet elastis sebagai penghantar getaran. Dengan tangga nada diatonis kromatik, Angklung Toel bisa dimainkan secara solo, layaknya piano, namun tetap mempertahankan karakter suara bambu yang khas.
Kehadiran Angklung Toel sebagai Lompatan Besar dalam Pelestarian Budaya
Kehadiran Angklung Toel dianggap sebagai lompatan besar dalam pelestarian budaya. Angklung kini tak hanya identik dengan permainan kolektif di sekolah atau pertunjukan tradisional, tetapi juga bisa mempermudah belajar, menembus genre musik modern, hingga dapat bersinar di panggung global.
Tradisi yang Terus Hidup
Kreativitas tanpa batas dari Kang Yayan Mulyana Udjo ini didorong oleh kecintaannya terhadap seni dan budaya. Angklung Toel saat ini banyak digunakan di Bandung sebagai sarana pembelajaran, hiburan, dan sebagai simbol bahwa alat musik tradisional dapat terus hidup dan berkembang mengikuti perkembangan zaman.
Keuntungan dan Manfaat Angklung Toel
- Mudah Dipelajari: Dengan cara bermain yang lebih sederhana, Angklung Toel cocok bagi pemula maupun penikmat musik yang ingin belajar.
- Bisa Dimainkan Solo: Tidak seperti angklung tradisional yang umumnya dimainkan secara berkelompok, Angklung Toel bisa dimainkan sendiri, mirip dengan piano.
- Mempertahankan Karakter Suara Bambu: Meskipun memiliki cara bermain yang berbeda, Angklung Toel tetap menjaga suara khas bambu yang menjadi ciri khas angklung.
- Menembus Genre Musik Modern: Angklung Toel tidak hanya cocok untuk musik tradisional, tetapi juga bisa digunakan dalam berbagai genre musik modern.
- Menghidupkan Tradisi: Dengan inovasi ini, angklung tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga bisa terus berkembang dan relevan di era sekarang.
Kesimpulan
Angklung Toel adalah bukti bahwa tradisi tidak harus statis. Dengan inovasi dan kreativitas, alat musik tradisional seperti angklung bisa tetap hidup dan bahkan berkembang. Dengan cara bermain yang lebih sederhana dan adaptif terhadap zaman, Angklung Toel membuka peluang baru bagi generasi muda untuk mengenal dan melestarikan budaya mereka sendiri.