Bencana di Balik Nasi Goreng MBG, Banyak Siswa dan Guru Keracunan
Keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) Menimpa Banyak Anak dan Guru
Pada hari Rabu (1/10/2025), sejumlah anak TK dan siswa SD serta satu guru di Kabupaten Agam, Sumatera Barat mengalami keracunan setelah menyantap makanan MBG dengan menu nasi goreng. Peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran terhadap kualitas program makan bergizi gratis yang diberikan kepada para pelajar.
Banyaknya korban yang terkena dampak keracunan membuat mereka harus segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan medis. Hingga malam kemarin, tercatat sebanyak 35 anak TK dan siswa SD serta satu guru sedang menjalani perawatan di RSUD Lubuk Basung dan Puskesmas Lubuk Basung.
Menurut Sekda Agam, M. Lutfi, korban awalnya menerima makanan MBG pada pukul 10.00 WIB. Namun, sekitar pukul 14.00 WIB, beberapa dari mereka mulai mengalami gejala mual dan sakit perut. Akibatnya, mereka langsung dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Lutfi menyampaikan bahwa pihaknya masih menunggu data valid mengenai jumlah korban yang mungkin bertambah. Dinas Kesehatan kabupaten Agam saat ini sedang melakukan investigasi untuk mencari tahu penyebab keracunan tersebut. Sampel makanan telah diambil dan akan diuji di laboratorium.
Kabar mengenai keracunan MBG tidak hanya terjadi di Kabupaten Agam, tetapi juga di wilayah lain. Salah satunya adalah kasus yang dialami oleh cucu Mahfud MD. Informasi ini disampaikan langsung oleh mantan Menko Polhukam tersebut melalui video YouTube berjudul \”Bereskan Tata Kelola MBG\”.
Mahfud MD menyatakan bahwa dua cucunya menjadi korban keracunan MBG ketika memakan makan siang yang disediakan oleh sekolah. Menurutnya, ada delapan orang dalam satu kelas yang langsung muntah-muntah setelah mengonsumsi makanan tersebut.
Salah satu cucu Mahfud bahkan harus dirawat di rumah sakit akibat kondisi kesehatannya yang memburuk. Sementara itu, cucu yang lain hanya mengalami muntah-muntah dan dapat pulang ke rumah setelah sehari menjalani pengobatan.
Mahfud MD juga menyampaikan bahwa kedua cucunya berasal dari kelas yang berbeda namun bersekolah di tempat yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa masalah keracunan MBG tidak hanya terjadi di satu titik saja, tetapi bisa terjadi di mana saja.
Sorotan Terhadap Pernyataan Presiden Prabowo
Mahfud MD juga menyampaikan kritik terhadap pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang menyebut bahwa jumlah korban keracunan MBG hanya sebesar 0,0017 persen dari total 30 juta MBG yang sudah disalurkan selama ini.
Meskipun angka tersebut terlihat kecil, Mahfud menegaskan bahwa hal ini bukan hanya tentang angka semata. Ia menilai bahwa setiap kejadian yang menyangkut nyawa dan kesehatan manusia harus diteliti lebih lanjut.
\”Jika ada satu kecelakaan pesawat terbang yang terjadi, meskipun angkanya sangat kecil, itu tetap menjadi isu besar,\” ujar Mahfud. Ia menekankan bahwa setiap kejadian keracunan MBG harus dipertanyakan penyebabnya dan tidak boleh diabaikan begitu saja.
Penanganan dan Tindak Lanjut
Pemerintah daerah dan dinas kesehatan diharapkan segera menindaklanjuti laporan ini dengan melakukan penelitian lebih lanjut. Selain itu, diperlukan transparansi dalam penyediaan makanan MBG agar tidak terulang kembali.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan oleh pemerintah diharapkan dapat memberikan manfaat positif bagi para pelajar. Namun, jika tidak diawasi dengan baik, maka program ini justru bisa menimbulkan masalah serius seperti yang terjadi saat ini.