3 mins read

Efek Domino Kebuntuan Washington: Rupiah Melonjak ke Rp16.598 per Dolar AS

Rupiah Menguat di Tengah Kekacauan di Washington

Nilai tukar rupiah menunjukkan penguatan signifikan pada penutupan perdagangan Kamis sore. Mata uang Garuda berhasil menembus level Rp16.598 per dolar AS, menguat 37 poin atau 0,22 persen dari posisi sebelumnya yang berada di Rp16.635 per dolar AS. Penguatan ini juga terlihat dalam Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia yang mencapai level Rp16.612 per dolar AS.

Pertanyaannya adalah, mengapa kekacauan di Washington justru menjadi angin segar bagi mata uang domestik?

Menurut Taufan Dimas Hareva, Research and Development dari Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX), fenomena ini dipicu oleh melemahnya kepercayaan pasar terhadap stabilitas fiskal Amerika Serikat akibat penutupan pemerintah federal.

“Ini memberi tekanan pada dolar AS, sehingga membuka ruang penguatan bagi mata uang Asia, termasuk rupiah,” ujar Taufan dikutip dari ANTARA di Jakarta, Kamis, 2 Oktober 2025.

Kebuntuan Anggaran: Akar Masalah di Washington

\”Government shutdown\” terjadi setelah Partai Republik dan Demokrat di Kongres gagal mencapai kesepakatan mengenai pendanaan sementara sebelum batas waktu tengah malam. Tahun fiskal 2024 telah berakhir pada 30 September, namun Kongres masih belum menyepakati anggaran untuk tahun mendatang.

Kebuntuan ini dipicu oleh ketegangan antara dua partai. Senat Demokrat menolak resolusi berkelanjutan versi DPR yang dikuasai Partai Republik. Versi Republik, yang akan mendanai pemerintah federal selama tujuh minggu tambahan hingga 21 November, dianggap oleh Demokrat tidak cukup menjawab kekhawatiran mereka terkait kebijakan layanan kesehatan.

Sebaliknya, Partai Republik berpendapat bahwa proposal mereka adalah upaya \”bersih\” untuk mencegah penutupan, mempertahankan tingkat pengeluaran saat ini, dan memberikan waktu tambahan untuk menegosiasikan alokasi anggaran penuh untuk Tahun Anggaran 2025.

Wakil Presiden AS, JD Vance, memprediksi penutupan ini akan berlangsung singkat, meskipun minimnya bukti kompromi dari Gedung Putih maupun Kongres dari Partai Demokrat. Penolakan Senat Demokrat terhadap proposal pendanaan Republik yang hanya didukung oleh tiga anggota Demokrat menunjukkan dalamnya perpecahan politik yang membuat RUU tersebut gagal melewati ambang batas penting 60 suara.

Dampak Shutdown: Lebih dari Sekadar Krisis Fiskal

Meskipun penutupan pemerintah federal tidak secara otomatis memicu krisis ekonomi yang parah, konsekuensinya menciptakan gangguan besar di berbagai aspek kehidupan masyarakat Amerika. Banyak pegawai federal akan dirumahkan atau dipaksa bekerja tanpa bayaran, sementara yang lain ditempatkan pada cuti wajib hingga anggaran baru disetujui.

Presiden AS Donald Trump telah menambahkan ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di tengah situasi ini, dengan Gedung Putih menolak merinci apakah PHK tersebut bersifat jangka pendek atau permanen. Ketidakpastian ini semakin menggerus sentimen positif terhadap ekonomi AS, yang pada gilirannya menekan kinerja dolar.

Peluang Rupiah Sentuh Rp15.000 Masih Terbatas

Meski rupiah sedang menikmati momentum penguatan, Taufan menilai potensi rupiah kembali ke level psikologis Rp15.000 per dolar AS akibat sentimen shutdown ini masih terbatas.

“Peluang untuk kembali ke level Rp15 ribuan dalam waktu dekat masih terbatas, kecuali terjadi pelemahan yang lebih dalam pada dolar AS seiring ketidakpastian politik di Washington yang berkepanjangan,” pungkasnya.

Dengan demikian, penguatan rupiah saat ini lebih bersifat respons taktis terhadap pelemahan fundamental dolar AS, dan kelanjutan rally rupiah akan sangat bergantung pada seberapa lama dan parah ketidakpastian politik di Amerika Serikat berlarut-larut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bergabung bersama kami, dapatkan kupon diskon untuk isi ulang game murah! Nikmati fitur menarik kami:

0

Subtotal