Emily Blunt Menolak Penggunaan Aktor AI: Jangan Lakukan Itu, Agensi!
Kekhawatiran Emily Blunt terhadap Kecerdasan Buatan di Industri Hiburan
Seorang aktris yang terkenal berkat perannya dalam film A Quiet Place, Emily Blunt, menyampaikan kekhawatirannya terhadap perkembangan kecerdasan buatan (AI) di industri hiburan. Reaksi ini muncul saat ia melihat sosok Tilly Norwood, seorang aktris AI yang dibuat oleh perusahaan produksi Particle6 milik Eline Van der Velden.
Tilly Norwood adalah ciptaan pertama dari proyek tersebut. Proyek ini pertama kali diperkenalkan pada ajang Zurich Summit di Zurich Film Festival. Van der Velden mengungkapkan bahwa banyak studio sedang mengembangkan eksperimen serupa dan akan segera mengumumkan proyek-proyek tersebut.
Saat diperlihatkan gambar Tilly Norwood, Blunt tampak kaget dan langsung meminta para agensi untuk tidak menggunakan teknologi ini. Ia mengatakan, “Tidak, kamu serius? Itu AI? Ya Tuhan, kita benar-benar dalam masalah. Ini benar-benar menakutkan. Ayolah, agensi-agensi, jangan lakukan itu. Tolong berhenti mengambil koneksi kemanusiaan kita.”
Kontroversi Penggunaan AI di Hollywood
Komentar Blunt ini muncul di tengah perdebatan yang masih hangat di Hollywood terkait penggunaan AI dalam film dan televisi. Pada ajang Oscar 2025, beberapa film seperti The Brutalist dan Emilia Pérez memicu kontroversi karena menggunakan AI.
Film The Brutalist memakai teknologi Respeecher untuk menyempurnakan dialog berbahasa Hungaria dari para aktornya agar terdengar lebih autentik. Sementara itu, Emilia Pérez menggunakan AI untuk meningkatkan jangkauan suara aktornya.
Penolakan dari Serikat Pekerja Hiburan
Tidak hanya Emily Blunt, reaksi keras juga datang dari serikat pekerja industri hiburan Amerika, SAG-AFTRA. Dalam pernyataan resminya, serikat ini menegaskan bahwa kreativitas dalam seni pertunjukan harus tetap berpusat pada manusia.
SAG-AFTRA bahkan menyebut karakter AI seperti Tilly Norwood tidak memiliki pengalaman hidup atau emosi yang nyata. Serikat ini pun memperingatkan para produser yang bekerja sama dengan SAG-AFTRA agar tidak menggunakan aktor AI tanpa pemberitahuan dan kontrak yang jelas.
Masa Depan Industri Hiburan
Perkembangan teknologi AI di industri hiburan semakin cepat. Meskipun ada potensi untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi, banyak pihak khawatir hal ini bisa menggantikan peran manusia dalam seni dan hiburan.
Beberapa pertanyaan muncul: Apakah AI bisa menggantikan peran aktor dalam dunia perfilman? Bagaimana dengan hak-hak karyawan dan kreativitas mereka? Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi isu penting yang harus dijawab oleh industri hiburan.
Dengan adanya Tilly Norwood dan proyek serupa lainnya, dunia hiburan semakin dekat dengan masa depan yang dipenuhi oleh teknologi. Namun, apakah dunia ini akan tetap menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang selama ini menjadi dasar dari seni dan hiburan?
Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Penggunaan AI dalam industri hiburan membuka peluang baru untuk inovasi dan kreativitas. Teknologi ini bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas produksi, mempercepat proses pembuatan film, dan menciptakan pengalaman yang lebih imersif bagi penonton.
Namun, di sisi lain, penggunaan AI juga menimbulkan tantangan besar, terutama dalam hal etika dan hak asasi manusia. Jika teknologi ini terus berkembang, maka diperlukan regulasi yang jelas dan transparan untuk memastikan bahwa manusia tetap menjadi pusat dari seni dan hiburan.
Selain itu, para pekerja di industri hiburan perlu diberdayakan dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk bisa beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Pendidikan dan pelatihan yang tepat menjadi kunci untuk memastikan bahwa manusia tetap relevan dalam dunia yang semakin bergantung pada teknologi.
Dengan demikian, meski AI membawa banyak perubahan, penting untuk menjaga keseimbangan antara inovasi dan nilai-nilai kemanusiaan yang selama ini menjadi dasar dari seni dan hiburan.