2 mins read

Harga Bitcoin Tembus Rp 120 Juta, Investor Percaya Pemangkasan Suku Bunga Pasti

Bitcoin Kembali Naik, Harga Mencapai USD 120 Ribu

Pada awal Oktober 2025, Bitcoin kembali menjadi pusat perhatian di pasar keuangan. Saat ini, harga Bitcoin (BTC) berada pada level USD 120 ribu atau sekitar Rp 2 miliar dengan kurs rupiah sebesar Rp 16.650. Kenaikan ini didorong oleh berbagai faktor ekonomi makro yang memengaruhi sentimen investor.

Salah satu pendorong utama reli harga BTC adalah meningkatnya keyakinan bahwa Federal Reserve (The Fed) akan mengurangi suku bunga pada bulan Oktober. Menurut CME FedWatch Tool, peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin mencapai 99 persen. Jika terjadi, suku bunga akan turun ke kisaran 3,75–4,00 persen.

Beberapa indikator ekonomi menunjukkan adanya penurunan aktivitas di sektor swasta. Laporan ketenagakerjaan ADP menunjukkan bahwa sektor swasta mengurangi tenaga kerja sebanyak 32.000 orang pada bulan September. Angka ini jauh lebih rendah dari ekspektasi penambahan 51.000 pekerja dan menjadi penurunan terdalam sejak Maret 2023.

Selain itu, situasi pemerintahan Amerika Serikat juga memengaruhi pasar. Pemangkasan anggaran oleh Kongres menyebabkan shutdown pemerintahan. Akibatnya, laporan ketenagakerjaan resmi nonfarm payrolls yang biasanya dirilis oleh BLS ditunda. Bahkan, jika shutdown berlanjut, laporan inflasi (CPI) yang rencananya dirilis pada 15 Oktober juga bisa tertunda.

Oxford Economics memperingatkan bahwa penutupan pemerintah dapat mengurangi PDB Amerika Serikat hingga 0,2 persen per minggu jika berkepanjangan. Ryan Sweet dari Oxford Economics mengatakan bahwa jika shutdown singkat, dampaknya hanya sebatas gangguan kecil. Namun, jika shutdown berlangsung lama dan diikuti PHK massal, bisa menimbulkan kerusakan besar.

Bitcoin sebagai Aset Lindung Nilai

Situasi ini membuat Bitcoin semakin dilihat sebagai aset lindung nilai, mirip dengan emas dan perak. Analis veteran Ira Epstein menjelaskan bahwa arus masuk ke aset lindung nilai seperti logam mulia kini juga berlaku bagi Bitcoin. Ia mengatakan bahwa ia sudah memprediksi reli pada emas dan perak, dan kini tren serupa terlihat pada BTC.

Selain itu, arus masuk ke ETF Bitcoin juga terus menopang permintaan institusional. Kombinasi antara pelemahan dolar, penguatan obligasi, dan rotasi investor ke aset lindung nilai membuat Bitcoin semakin dipandang sebagai instrumen stabil di tengah ketidakpastian.

Peringatan untuk Investor

Meskipun reli ke USD 120 ribu tampak menguat, sejumlah analis mengingatkan agar investor tetap waspada. Jika shutdown berkepanjangan dan memicu kepanikan di pasar ekuitas serta aset berisiko, Bitcoin bisa ikut terkoreksi.

“Bitcoin masih tergolong aset berisiko tinggi, sehingga bisa tertekan jika sentimen pasar berbalik,” tulis laporan BeInCrypto.

Namun, selama The Fed tetap pada jalur pemangkasan suku bunga, Oktober dianggap sebagai momen penting bagi institusionalisasi Bitcoin. Aset ini semakin berperilaku seperti safe haven makro ketimbang sekadar instrumen spekulatif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bergabung bersama kami, dapatkan kupon diskon untuk isi ulang game murah! Nikmati fitur menarik kami:

0

Subtotal