IMK September 2025 Turun ke 77,3, Pendidikan Jadi Penyebab Utama
Indeks Menabung Konsumen Mengalami Penurunan di Bulan September 2025
Indeks Menabung Konsumen (IMK) pada bulan September 2025 tercatat mengalami penurunan menjadi level 77,3. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 1,6 poin dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan pendidikan pada tahun ajaran baru.
Direktur Group Riset LPS, Seto Wardono, menjelaskan bahwa penurunan IMK ini berdampak pada intensitas menabung masyarakat. Ia menyatakan bahwa meskipun intensitas menabung menurun, niat menabung konsumen tetap terjaga baik untuk saat ini maupun tiga bulan ke depan.
Data yang dikeluarkan oleh LPS menunjukkan bahwa Indeks Intensitas Menabung (IIM) turun sebesar 3,6 poin menjadi level 67,1. Sementara itu, Indeks Waktu Menabung (IWM) justru mengalami kenaikan tipis sebesar 0,4 poin menjadi level 87,4.
Beberapa responden yang menilai jumlah tabungan mereka lebih kecil dari rencana meningkat menjadi 54,4 persen pada bulan September, naik dari 47,5 persen di bulan Agustus. Namun, jumlah responden yang menyatakan tidak pernah menabung mengalami penurunan menjadi 30,3 persen.
Meski daya menabung melemah, konsumen tetap optimis terhadap masa depan ekonomi. Survei Konsumen dan Perekonomian (SKP) LPS mencatat bahwa Indeks Ekspektasi (IE) berada di level 109,0 atau masih berada dalam zona optimis, meskipun mengalami penurunan sebesar 2,0 poin dibandingkan bulan Agustus.
Sebaliknya, Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) mengalami penurunan sebesar 3,5 poin menjadi level 90,5. Penurunan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kenaikan harga sembako, sulitnya lapangan kerja, serta risiko gagal panen akibat cuaca ekstrem.
“Kondisi cuaca, harga pupuk yang mahal, dan kegagalan panen memberi tekanan pada kepercayaan konsumen,” jelas Seto Wardono.
Berdasarkan data pendapatan rumah tangga, kelompok dengan penghasilan di bawah Rp1,5 juta per bulan mencatat kenaikan paling tinggi dalam niat menabung, yaitu sebesar 21,8 poin. Sebaliknya, kelompok dengan penghasilan antara Rp1,5 juta hingga Rp3 juta per bulan mengalami penurunan paling dalam sebesar 6,1 poin.
Dengan perkembangan ini, LPS menilai bahwa konsumen masih menyimpan optimisme terhadap prospek ekonomi dan lapangan kerja, meskipun harus mengurangi tabungan demi kebutuhan pendidikan dan biaya hidup sehari-hari.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perubahan Indeks Menabung
- Peningkatan Pengeluaran untuk Pendidikan: Kebutuhan pendidikan pada tahun ajaran baru menyebabkan peningkatan pengeluaran rumah tangga.
- Perubahan Pendapatan Rumah Tangga: Kelompok dengan pendapatan rendah menunjukkan peningkatan niat menabung, sedangkan kelompok dengan pendapatan menengah mengalami penurunan.
- Kondisi Ekonomi dan Cuaca: Harga sembako yang meningkat, sulitnya lapangan kerja, serta risiko gagal panen akibat cuaca ekstrem memengaruhi kepercayaan konsumen.
- Optimisme Konsumen: Meskipun ada penurunan, konsumen tetap optimis terhadap masa depan ekonomi.
Tren Tabungan dan Harapan Konsumen
Tren tabungan menunjukkan adanya perubahan signifikan. Meski banyak konsumen mengalami kesulitan dalam menabung, harapan mereka terhadap masa depan tetap positif. Ini menunjukkan bahwa meskipun kondisi ekonomi sedang tidak stabil, masyarakat tetap percaya bahwa situasi akan membaik.
Selain itu, survei menunjukkan bahwa sebagian besar responden masih memiliki niat untuk menabung, meskipun jumlah tabungan mereka tidak sesuai dengan rencana. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat tetap memprioritaskan tabungan meskipun harus mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan mendesak.