3 mins read

JPMorgan Chase Menjadi Bank Megabesar Pertama Dunia dengan AI Terintegrasi

Transformasi JPMorgan Chase Menuju Era Kecerdasan Buatan

JPMorgan Chase, salah satu bank terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, sedang menjalani transformasi besar-besaran menuju era kecerdasan buatan (AI). Perusahaan ini berupaya memperbarui seluruh proses bisnisnya dengan mengintegrasikan teknologi AI ke dalam setiap aspek operasional. Chief Data Analytics Officer JPMorgan, Derek Waldron, menyatakan bahwa perusahaan sedang “diprogram ulang secara fundamental” agar setiap proses, karyawan, dan layanan klien terhubung melalui teknologi AI.

Penggunaan Agentic AI untuk Meningkatkan Efisiensi

Pada fase awal penerapan rencana besar AI, JPMorgan mulai menggunakan agentic AI—sistem kecerdasan buatan yang mampu mengeksekusi tugas-tugas berlapis secara otomatis—untuk membantu karyawan menyelesaikan pekerjaan kompleks. Waldron memberikan demonstrasi pertama kepada media dengan menunjukkan program AI yang mampu menyusun presentasi perbankan investasi hanya dalam 30 detik, pekerjaan yang sebelumnya membutuhkan jam kerja panjang dari analis junior.

LLM Suite: Portal Internal untuk Integrasi AI

Program inti yang mendukung ambisi JPMorgan adalah LLM Suite, portal internal yang mengintegrasikan model bahasa besar dari startup AI terkemuka seperti OpenAI dan Anthropic. Waldron menjelaskan bahwa visi besar perusahaan adalah menjadikan JPMorgan Chase sebagai perusahaan yang sepenuhnya terhubung dengan AI. Setiap delapan minggu, LLM Suite diperbarui dengan data internal bank yang sangat luas, sehingga memperluas kapabilitasnya. Saat ini, sekitar 250.000 karyawan sudah dapat mengakses platform ini, kecuali staf cabang dan pusat panggilan.

Visi Masa Depan JPMorgan

Waldron menambahkan bahwa setiap karyawan akan memiliki asisten AI pribadi, setiap proses akan didukung agen AI, dan setiap pengalaman klien akan dikurasi oleh AI concierge. Namun, perjalanan menuju visi tersebut masih panjang. Dengan anggaran teknologi mencapai 18 miliar dolar AS atau sekitar Rp 300 triliun (kurs Rp 16.690 per dolar AS), JPMorgan harus menghubungkan ribuan aplikasi dan sistem internal agar bisa sepenuhnya mendukung ekosistem AI.

Tantangan dalam Integrasi Teknologi

“Ada kesenjangan nilai antara kemampuan teknologi dan kemampuan perusahaan untuk sepenuhnya menangkapnya,” kata Waldron. Dampak besar juga dirasakan pada tenaga kerja. Bank memperkirakan posisi staf operasional dapat berkurang setidaknya 10 persen dalam lima tahun ke depan akibat otomatisasi. Waldron menekankan bahwa dalam dunia AI, orang-orang tetap berada di posisi puncak yang berhubungan dengan klien, tetapi banyak proses di bawahnya kini ditangani oleh sistem AI.

Perubahan dalam Model Kerja Tradisional

Perubahan ini dibahas secara serius dalam pertemuan eksekutif empat hari yang dipimpin CEO Jamie Dimon pada Juli lalu di Nashville, Tennessee. Pertemuan tersebut berfokus pada bagaimana AI dapat mengubah model kerja tradisional, termasuk peran analis muda di perbankan investasi.

Keunggulan Kompetitif JPMorgan

Meski ada kekhawatiran soal dampak sosialnya, JPMorgan meyakini langkah ini memberi keunggulan kompetitif sebelum bank lain mengejar. Jika berhasil, AI dapat meningkatkan margin, memperluas pasar, dan mempercepat pertumbuhan pendapatan. Sebagaimana ditegaskan Waldron, “Tidak diragukan lagi teknologi AI akan mengubah struktur tenaga kerja. Hal itu sudah pasti, meskipun bentuk pastinya masih belum jelas.”

Dengan transformasi ini, JPMorgan berupaya menegaskan posisinya bukan hanya sebagai bank terbesar, tetapi juga pelopor global dalam integrasi AI di sektor keuangan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bergabung bersama kami, dapatkan kupon diskon untuk isi ulang game murah! Nikmati fitur menarik kami:

0

Subtotal