Kinerja Reksadana Saham Meningkat Hingga September 2025, Ini Strategi Investasinya
Kinerja Reksadana Saham dan Syariah Tampil Mengesankan di Akhir Tahun 2025
Pasar reksadana di Indonesia terus menunjukkan kinerja yang menggembirakan, terutama untuk jenis reksadana saham dan syariah. Hingga September 2025, indeks reksadana saham mencatatkan return sebesar 4,85% secara tahunan (year-to-date/YtD) dan 2,26% secara bulanan (month-on-month/MoM). Angka ini menjadi yang tertinggi dibandingkan jenis reksadana lainnya. Sementara itu, reksadana syariah juga tampil memukau dengan return sebesar 15,74% YtD dan 4,49% MoM.
Menurut analisis dari Infovesta, kinerja positif ini didorong oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah penurunan suku bunga yang membuat investor lebih percaya diri untuk berinvestasi dalam aset berisiko seperti saham. Di sisi lain, meningkatnya literasi keuangan syariah serta tren investasi berkelanjutan juga turut mendorong aliran dana ke reksadana syariah.
Reza Fahmi, Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM), menjelaskan bahwa kombinasi likuiditas global, valuasi yang masih menarik, dan sentimen positif terhadap ekonomi domestik menjadi motor utama pertumbuhan pasar reksadana. Ia menyatakan bahwa meskipun volatilitas tetap menjadi ancaman, ruang pertumbuhan bagi reksadana saham masih terbuka hingga akhir tahun 2025.
“Return reksadana saham bisa tetap positif hingga akhir tahun dengan kisaran single digit tinggi. Bahkan, reksadana syariah bisa lebih menonjol karena eksposur mereka terhadap komoditas,” ujarnya.
Namun, ia menekankan bahwa arah pergerakan pasar tidak hanya ditentukan oleh angka, melainkan juga disiplin dalam menjaga strategi jangka panjang. Reza menyarankan para investor untuk tetap konsisten dalam berinvestasi, menjaga diversifikasi portofolio, dan melakukan rebalancing jika diperlukan.
“Investasi saham adalah permainan maraton, bukan sprint,” tegasnya.
Di sisi lain, Rudiyanto, Direktur Panin Asset Management, memperhatikan hasil laporan keuangan kuartal III-2025 dan sentimen asing terhadap pasar modal Indonesia akan berdampak pada kinerja reksadana saham hingga akhir tahun. Ia menyarankan investor untuk melakukan diversifikasi dengan memilih jenis reksadana pendapatan tetap atau reksadana saham global syariah yang berinvestasi di luar negeri.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Reksadana
Berikut beberapa faktor yang memengaruhi kinerja reksadana di tengah kondisi pasar yang dinamis:
- Stabilitas Ekonomi Domestik: Pemulihan ekonomi yang stabil memberikan keyakinan kepada investor untuk menanamkan dana.
- Arus Likuiditas Global: Pergerakan likuiditas internasional dapat memengaruhi aliran dana ke pasar modal Indonesia.
- Tren Investasi Berkelanjutan: Minat investor terhadap investasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan semakin meningkat.
- Sentimen Investor: Perilaku investor, terutama pada kuartal IV-2025, sering kali dipengaruhi oleh fenomena window dressing dan optimisme pasar.
Strategi Investasi yang Efektif
Untuk menghadapi ketidakpastian pasar, investor disarankan untuk:
- Mempertahankan Diversifikasi Portofolio: Memilih berbagai jenis reksadana untuk mengurangi risiko.
- Melakukan Rebalancing Secara Berkala: Menyesuaikan alokasi dana sesuai dengan perubahan kondisi pasar.
- Fokus pada Strategi Jangka Panjang: Menghindari keputusan impulsif dan tetap konsisten dalam investasi.
Dengan kondisi pasar yang terus berkembang, reksadana saham dan syariah tetap menjadi pilihan menarik bagi investor yang ingin mendapatkan pengembalian yang optimal. Namun, keberhasilan investasi bergantung pada disiplin, pemahaman pasar, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan dinamika pasar.