Pedagang Pasar Mentok Kesepian, Wabup Sebut Akibat Tambang Timah
Kondisi Pasar Rakyat Mentok yang Semakin Sepi
Pasar Rakyat Mentok, yang sebelumnya ramai dengan aktivitas jual beli, kini terlihat sepi. Hal ini disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat, yang secara langsung memengaruhi transaksi para pedagang di pasar tersebut.
Wakil Bupati Bangka Barat, Yus Derahman, menyampaikan bahwa kondisi ini erat kaitannya dengan aktivitas tambang timah di wilayah Bangka Barat. Ia menjelaskan bahwa ketika aktivitas tambang berjalan lancar, pasar akan kembali ramai. \”Karena timah tidak jalan, pasar jadi sepi. Kalau tambang berjalan, pasar ramai. Jadi dari aktivitas TI itulah, kalau jalan aman Bangka Belitung ini,\” ujarnya saat mengunjungi Pasar Mentok pada Rabu (1/10).
Yus Derahman berharap agar kondisi ekonomi masyarakat dapat kembali pulih, sehingga perputaran uang di pasar meningkat. \”Mudah-mudahan aktivitas ekonomi bisa kembali normal, agar pasar kita hidup dan pedagang merasakan dampaknya,\” tambahnya.
Pengalaman Pedagang yang Mengeluh
Beberapa pedagang di Pasar Mentok mengeluhkan turunnya omzet harian mereka akibat melemahnya daya beli masyarakat. Mereka berharap ada solusi agar pasar kembali ramai dan geliat ekonomi di Mentok bisa bangkit.
Fauziah (63), penjual kue di Pasar Mentok, mengaku bahwa daya beli saat ini jauh menurun. Kondisi ini telah berlangsung selama beberapa bulan terakhir, dan setiap hari ia selalu membawa pulang kue yang tidak laku dijual. \”Daya beli turun, sepi. Kasihan kami penjual kue, banyak kue tidak laku, banyak tidak habis,\” kata Fauziah.
Hal senada juga disampaikan oleh pedagang ikan hingga penjual cabai di Pasar Mentok. Meskipun pasokan lancar, mereka mengakui bahwa barang dagangan banyak tak laku. \”Turun semua harga cabai, anjlok. Cabai besar Rp55 ribu, sebelum Rp60 ribu. Cabai kecil Rp60 ribu, sebelum Rp70 ribu, jual rugi,\” kata Boha, pedagang cabai di Pasar Mentok.
Penyebab Daya Beli Menurun
Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan (DKUP) Kabupaten Bangka Barat, Aidi, menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan daya beli menurun. \”Pendapatan masyarakat stagnan dan cenderung menurun terutama masyarakat yang berusaha di sektor pertambangan, masyarakat menahan diri berbelanja dan lebih kepada kebutuhan pokok yang penting saja karena kondisi ekonomi tidak stabil,\” katanya.
Selain itu, Aidi mengatakan bahwa faktor lainnya adalah maraknya penjualan secara online, yang memengaruhi penjualan secara offline. \”Dipengaruhi juga oleh berbelanja melalui toko online. Harapan dan upaya pemda harapannya agar pendapatan masyarakat dapat meningkat sehingga mampu mengaktifkan sektor ekonomi di Bangka Barat,\” jelasnya.
Upaya Pemerintah Daerah
Menurut Aidi, pemerintah daerah telah mendorong pelaku usaha di berbagai sektor agar ada kepastian berusaha dengan aman dan menyiapkan regulasi berpihak ke masyarakat. \”Seperti sinkronisasi program pemerintah pusat dan daerah agar percepatan ekonomi tumbuh lebih cepat melalui koperasi dan UMKM yang ada,\” katanya.