3 mins read

Pertikaian di Muktamar X PPP, Tanda Kaum Munafik?

Perkelahian dalam Muktamar PPP yang Menimbulkan Kekisruhan

Setelah menonton video yang viral mengenai perkelahian dalam Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Ancol, Jakarta, pada Sabtu (27/9/2025), Ibrohim, sebut saja begitu, merasa terkejut dan kecewa. Warga Kecamatan Sodonghilir, Kabupaten Tasikmalaya, ini bingung melihat adegan para peserta yang saling dorong, pukul, dan lempar bangku. Semua pelaku berpakaian jas hijau dan kopiah hitam, yaitu atribut keislaman yang biasanya dibanggakan oleh umat Islam.

Ibrohim merasa muak melihat tindakan tersebut. Ia merenung bahwa Islam berasal dari kata \”salima\” dalam bahasa Arab, yang artinya selamat dan damai. Kata kerja \”aslama\” (Islam) berarti \”menyerahkan diri\” atau \”tunduk/patuh\” kepada perintah Allah swt. Namun, apa yang ditampilkan oleh kader PPP, partai yang mengklaim berasaskan Islam, justru tidak mencerminkan wajah Islam yang damai.

Yang semakin membuat Ibrohim kesal adalah, para pelaku perkelahian mengenakan jas hijau dengan lambang partai bergambar Kabah! Ini sangat tidak pantas karena Kabah adalah lambang suci bagi umat Islam. Berkelahi hanya karena memperebutkan jabatan ketua umum PPP antara Moerdiono dan Agus Suparmanto, tampaknya tidak sesuai dengan nilai-nilai agama yang dianut.

Jika perkelahian dilakukan untuk membela kebenaran atau membantu orang yang tertindas, seperti membela warga Gaza yang dibantai Israel, maka Ibrohim akan mendukungnya. Namun, perkelahian dalam Muktamar PPP ini justru terjadi karena persaingan jabatan, bukan karena alasan yang lebih mulia.

“Apakah mereka orang munafik ya?” tanya Ibrohim dalam hati. Ciri-ciri orang munafik adalah saat berbicara ia berdusta, saat berjanji ia ingkar, dan saat diberi amanat ia berkhianat. Dalam kasus ini, para kader PPP tampaknya melakukan hal-hal tersebut. Mereka berdusta, ingkar, dan berkhianat; tidak memperjuangkan ajaran Islam dalam pergaulan sebagai sesama manusia dan politik.

Ibrohim sadar bahwa dirinya hanyalah orang biasa, dan pendapatnya mungkin salah. Namun, ia berharap Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, Nahlatul Ulama, atau Persis bisa mengeluarkan fatwa mengenai anggota partai politik yang berdusta, ingkar, dan berkhianat sebagai munafik.

Pertanyaan dan Refleksi

Perkelahian dalam Muktamar PPP menjadi pertanyaan besar bagi banyak orang. Bagaimana mungkin sebuah partai yang mengklaim berasaskan Islam bisa sampai terlibat dalam tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai agama tersebut? Apakah ini hanya insiden kecil atau bagian dari sistem yang lebih luas?

Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa konflik politik adalah hal yang wajar. Namun, jika tindakan tersebut dilakukan dengan cara yang tidak sopan dan tidak sesuai dengan nilai-nilai agama, maka itu menjadi masalah serius. Islam mengajarkan perdamaian, keadilan, dan kesopanan. Jika kader-kader partai politik tidak menjunjung nilai-nilai tersebut, maka mereka sebenarnya tidak layak disebut sebagai pengikut agama yang benar.

Selain itu, perkelahian yang terjadi juga menjadi cerminan dari keadaan politik yang seringkali tidak sehat. Banyak partai politik yang lebih memprioritaskan kepentingan pribadi daripada kepentingan rakyat. Hal ini bisa berdampak buruk terhadap citra partai dan kepercayaan masyarakat terhadap sistem politik.

Solusi dan Harapan

Untuk menghindari kejadian serupa di masa depan, diperlukan langkah-langkah yang lebih tegas. Partai-partai politik harus lebih memperhatikan etika dan nilai-nilai agama dalam setiap aktivitas mereka. Selain itu, lembaga-lembaga keagamaan seperti MUI atau organisasi-organisasi Islam lainnya dapat memberikan panduan atau fatwa yang jelas mengenai perilaku yang dilarang dalam agama.

Harapan besar juga diletakkan pada masyarakat sendiri. Masyarakat harus lebih kritis dan aktif dalam mengawasi tindakan-tindakan yang dilakukan oleh partai politik. Dengan demikian, partai-partai politik akan lebih waspada dan tidak mudah terjebak dalam konflik yang tidak bermanfaat.

Dengan kesadaran dan komitmen yang kuat, harapan besar bisa tercapai. Islam tidak hanya tentang ritual dan ritual, tetapi juga tentang nilai-nilai yang baik dan kehidupan yang harmonis. Jika semua pihak bekerja sama, maka kejadian seperti ini bisa diminimalisir dan masyarakat bisa lebih percaya pada sistem politik yang sehat dan berlandaskan nilai-nilai agama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bergabung bersama kami, dapatkan kupon diskon untuk isi ulang game murah! Nikmati fitur menarik kami:

0

Subtotal