Rupiah Melemah di Akhir Pekan, Sentuh Rp16.617 per Dolar AS
Pergerakan Rupiah pada Akhir Pekan
Pada perdagangan akhir pekan hari ini, Jumat (3/10/2025), nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah ke posisi Rp16.617. Pada saat yang bersamaan, greenback juga terpantau melemah tipis. Mengutip data dari Bloomberg, rupiah dibuka turun 20 poin atau 0,12% ke level Rp16.617 per dolar AS. Sementara itu, hingga pukul 09.05 WIB, indeks dolar AS turun tipis 0,01% ke 97,84.
Di kawasan Asia, mata uang berbagai negara terlihat mengalami variasi terhadap dolar AS. Yen Jepang misalnya menguat sebesar 0,27%, sedangkan won Korea menguat sebesar 1,94%. Ringgit Malaysia juga naik 0,01%. Namun, peso Filipina justru mengalami koreksi sebesar 0,09%.
Stimulus Kebijakan Pemerintah untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Pengamat uang dan komoditas Ibrahim Assuaibi menyampaikan bahwa sentimen domestik yang memengaruhi pergerakan rupiah antara lain datang dari stimulus kebijakan pemerintah di kuartal IV/2025. Tujuan utamanya adalah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di atas 5% pada tahun ini.
Ibrahim merinci beberapa langkah yang telah diambil pemerintah. Untuk sektor pariwisata, pemerintah menanggung PPh Pasal 21 bagi pekerja dengan gaji di bawah Rp10 juta, yang mencakup 552.000 pekerja di hotel, restoran, dan kafe. Sebelumnya, pekerja sektor padat karya juga telah mendapat insentif serupa. Selain itu, pemerintah menyalurkan bantuan pangan kepada 18,3 juta keluarga penerima manfaat berupa beras dan minyak goreng.
Di sisi lain, untuk sektor sosial, pemerintah memberikan diskon iuran program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian (JKK-JKM) BPJS Ketenagakerjaan bagi 731.000 pekerja sektor transportasi.
Insentif Fiskal yang Berlanjut Hingga 2029
Menurut Ibrahim, pemerintah juga menyiapkan insentif fiskal yang akan berlaku hingga 2029. Beberapa di antaranya termasuk:
- PPh 21 sektor pariwisata dan padat karya berlaku sampai 2026
- Insentif PPN DTP rumah hingga Rp2 miliar
- KUR perumahan senilai Rp130 triliun
- PPh final 0,5% atas omzet hingga Rp4,8 miliar untuk UMKM, yang diperpanjang hingga 2029
Perkembangan Global dan Prediksi Pergerakan Rupiah
Dari sisi global, pasar mencermati perkembangan potensi shutdown pemerintahan AS yang diperkirakan berlangsung selama tiga hari. Hal ini dapat mengganggu sejumlah operasi federal di seluruh negeri dan berisiko menunda perilisan data ekonomi AS yang menjadi pertimbangan The Fed dalam keputusan suku bunga di sisa tahun ini.
Meski begitu, pasar memperkirakan peluang 97% pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) oleh The Fed pada akhir Oktober, serta probabilitas 3% untuk pemotongan lebih besar sebesar 50 bps.
Namun, Ibrahim menekankan bahwa sejumlah pejabat The Fed telah memperingatkan bahwa inflasi yang stagnan bisa menjadi hambatan bagi bank sentral untuk memangkas suku bunga lebih lanjut.
Proyeksi Rupiah pada Penutupan Perdagangan Akhir Pekan
Dengan mempertimbangkan berbagai sentimen tersebut, Ibrahim memproyeksikan rupiah berpeluang kembali menguat pada penutupan perdagangan akhir pekan ini.
“Untuk perdagangan besok Jumat (3/10), mata uang rupiah fluktuatif, namun ditutup menguat di rentang Rp16.560–Rp16.600,” tandasnya.
U.S. DOLLAR / INDONESIAN RUPIAH – TradingView