Saham CDIA Diperkirakan Mencapai Rp2.430, Bagaimana Prospeknya?
Proyeksi Harga Saham CDIA dan Potensi Pertumbuhan
Saham PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), yang merupakan emiten konglomerat milik Prajogo Pangestu, diproyeksikan bisa mencapai Rp 2.430. Analis dari Henan Putihrai Sekuritas, Irsyady Hanief, memberikan target harga ini berdasarkan metode Discounted Cash Flow (DCF) selama 10 tahun dengan asumsi WACC sebesar 9,28% dan pertumbuhan terminal sebesar 5,30%. Proyeksi nilai perusahaan (Enterprise Value) pada 2034F diperkirakan mencapai US$ 18,58 miliar atau setara dengan Rp 308,71 triliun.
Proyeksi ini menunjukkan potensi kenaikan sebesar 44,64% dari harga saat ini. Selain itu, proyeksi tersebut juga memberikan alpha sebesar 29,30% dibandingkan benchmark, berdasarkan pembaruan pasar Henan Putihrai Sekuritas kuartal ketiga 2025. Rekomendasi ini didorong oleh beberapa faktor, seperti percepatan tren pertumbuhan emiten anak usaha PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), pondasi bisnis yang kuat, serta keselarasan strategi perseroan dengan prioritas pembangunan infrastruktur nasional.
“Faktor-faktor ini secara kolektif menguatkan penilaian premium kami dan optimistis terhadap prospek investasi jangka panjang CDIA,” kata Irsyady dalam risetnya, dikutip Jumat (3/10).
Kinerja Saham CDIA Pasca-IPO
Pada penutupan perdagangan Kamis (2/10), harga saham CDIA berada di Rp 1.710 atau naik 1,79% dari pembukaan. Sejak melakukan aksi korporasi melalui penawaran saham perdana (IPO) awal Juli lalu, saham CDIA sudah naik hingga 567%. Saat IPO, harga saham CDIA dibanderol Rp 190.
Faktor Pendorong Pertumbuhan CDIA
Henan Putihrai Sekuritas menilai bahwa pendorong utama pertumbuhan CDIA berasal dari tiga faktor utama, yaitu model investasi infrastruktur perseroan, khususnya pada segmen pelabuhan & penyimpanan. Selain itu, kontribusi proyek-proyek yang sedang berjalan dan segera beroperasi serta kondisi industri yang mendukung peningkatan permintaan domestik terhadap solusi industri juga menjadi faktor penting.
Dari faktor-faktor tersebut, Henan Putihrai memproyeksikan pendapatan CDIA tumbuh dengan CAGR +38,6% pada periode FY2024–FY2029 menjadi US$ 522,8 juta. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh ekspansi melalui akuisisi aset dan penyelesaian proyek di segmen pelabuhan & penyimpanan yang dibiayai dengan instrumen utang.
Selain itu, proyek energi KCE dan pelabuhan & penyimpanan CCP yang dijadwalkan beroperasi bersamaan dengan berfungsinya pabrik CAA TPIA pada 2027 akan semakin memperkuat kinerja. Pada TA 2029, kontribusi pendapatan diperkirakan terdiri dari energi US$ 246,8 juta (47,2%), pelabuhan & penyimpanan US$ 207,5 juta (39,7%), dan logistik US$ 68,6 juta (13,1%).
Proyeksi Kinerja Keuangan CDIA
Henan Putihrai memproyeksikan pendapatan CDIA mencapai US$ 169,3 juta di setahun penuh 2025. Realisasi 1H25 sebesar US$ 66,9 juta setara 39,5% dari target. Laba kotor diperkirakan US$ 43,3 juta, dengan capaian 1H25 sebesar US$ 19,1 juta atau 44,1% dari target. Lalu laba operasional ditargetkan US$ 31,4 juta, dengan hasil 1H25 sebesar US$ 13,1 juta atau 41,9%.
Laba bersih diperkirakan US$ 96,3 juta di tahun buku 2025. Laba semester pertama 2025 sebesar US$ 74,4 juta sudah memenuhi 77,2% target setahun penuh. Core profit atau laba inti diproyeksikan US$ 50 juta, dengan realisasi 1H25 sebesar US$ 28,1 juta atau 56,2% target.
Ekspansi Pelabuhan & Penyimpanan sebagai Pendorong Margin
Ekspansi agresif di segmen pelabuhan & penyimpanan, baik melalui proyek baru maupun akuisisi, diperkirakan akan mendongkrak margin. Pergeseran bauran pendapatan ke segmen pelabuhan & penyimpanan serta logistik—yang memiliki margin lebih tinggi—akan mendorong peningkatan profitabilitas.
Henan Putihrai memproyeksikan gross profit margin (GPM) dan operating profit margin (OPM) terus membaik seiring peningkatan utilisasi aset. Pada TA 2029, margin dari logistik diperkirakan naik menjadi 13,1%, sementara pelabuhan & penyimpanan mencapai 39,7%.
“Dengan demikian, laba kotor dan laba operasional CDIA diproyeksikan masing-masing tumbuh dengan CAGR +87,5% dan +151,3% sepanjang FY2024–FY2029, hingga mencapai US$ 242,3 juta dan US$ 222,1 juta,” kata Irsyady.