2 mins read

Surah Al-Ikhlas: Empat Ayat Inti tentang Keesaan Tuhan

Surah Al-Ikhlas: Keesaan Allah dalam Islam

Surah Al-Ikhlas, yang merupakan surah ke-112 dalam Al-Qur\’an, meskipun pendek, memiliki kedudukan teologis yang sangat penting dalam agama Islam. Dikenal juga sebagai Surah At-Tauhid, surah ini diturunkan di Makkah dan berfungsi sebagai deklarasi tegas serta ringkas mengenai keesaan dan sifat-sifat Allah SWT. Surah ini menjadi fondasi bagi seluruh akidah umat Muslim.

Para ulama menamakan surah ini Al-Ikhlas (Ketulusan/Pemurnian) karena siapa pun yang menghayati dan mengamalkannya berarti telah memurnikan keyakinannya (tauhid) dari segala bentuk kemusyrikan. Surah Al-Ikhlas diturunkan sebagai jawaban lugas dari Allah SWT kepada orang-orang musyrik yang mempertanyakan identitas dan \’asal-usul\’ Tuhan yang disembah Nabi Muhammad SAW.

Berikut adalah poin-poin fundamental yang terkandung dalam setiap ayatnya:

  • Tauhid Mutlak (Keesaan)

    \”Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.”

    Ayat pertama ini menegaskan sifat (esa/tunggal) yang mutlak. Ini berarti Allah adalah satu-satunya Zat Ilahi yang tidak terbagi, tidak bersekutu, dan tidak ada yang serupa dengan-Nya dalam hakikat ketuhanan. Ini merupakan penolakan terhadap konsep dewa-dewa banyak atau trinitas.

  • Ash-Shamad (Tempat Bergantung Abadi)

    \”Allah tempat meminta segala sesuatu.\”

    Kata Ash-Shamad memiliki makna ganda yang mendalam: Pertama, Allah adalah satu-satunya tujuan seluruh makhluk untuk bergantung dan memohon segala kebutuhan dan hajat. Kedua, Dia adalah Dzat yang Maha Sempurna, yang tidak membutuhkan apa pun—Dia tidak memiliki kekurangan dan tidak tunduk pada hukum alam.

  • Keterlepasan dari Keturunan

    \”(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.\”

    Ayat ini secara eksplisit menolak segala bentuk pemikiran antropomorfis (menyerupakan Tuhan dengan manusia). Allah tidak beranak dan tidak diperanakkan. Sifat ini menegaskan bahwa Allah adalah Pencipta yang Maha Qadim (tidak berawal) dan Maha Baqa (tidak berakhir), mustahil memiliki permulaan atau keturunan seperti makhluk fana.

  • Ketiadaan Tandingan

    \”Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.\”

    Pernyataan penutup ini menyempurnakan konsep Tauhid. Tidak ada satu pun makhluk, baik dari segi zat, sifat, nama, maupun perbuatan, yang sepadan atau setara dengan Allah SWT. Ini adalah penegasan Tauhid Asma wa Sifat, yang menjaga umat Muslim dari upaya menyamakan kesempurnaan Allah dengan ciptaan-Nya.

Keutamaan Spiritual: Senilai Sepertiga Al-Qur\’an

Kedudukan Surah Al-Ikhlas diperkuat oleh hadis-hadis Nabi SAW. Dirinyawayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, \”Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya surah \’Qul Huwallahu Ahad\’ (Al-Ikhlas) sebanding dengan sepertiga Al-Qur\’an.\” (HR. Bukhari dan Muslim).

Para ulama menafsirkan, Al-Qur\’an umumnya memuat tiga tema besar: hukum (syariat), kisah, dan tauhid. Karena Surah Al-Ikhlas merangkum seluruh esensi tauhid, maka ia disetarakan dengan sepertiga bagian kitab suci tersebut dari sisi kandungan maknanya.

Membaca dan memahami Surah Al-Ikhlas bukan hanya menambah pahala, tetapi juga menguatkan pondasi keimanan seorang Muslim. Surah ini menjadi benteng akidah, memastikan bahwa ibadah dan keyakinan seorang hamba tertuju secara murni dan tulus hanya kepada Allah SWT semata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bergabung bersama kami, dapatkan kupon diskon untuk isi ulang game murah! Nikmati fitur menarik kami:

0

Subtotal