2 mins read

Tren Sikap Pasif-Apatis Generasi Muda: Perspektif Biopsikologi

Peran Gadget dalam Kehidupan Generasi Z

Perkembangan dunia digital telah membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia, terutama melalui hadirnya gadget. Dalam sejarah perkembangannya, gadget memberikan kemudian yang signifikan di berbagai aspek kehidupan, mulai dari akses informasi, hiburan, hingga pengaruhnya terhadap interaksi sosial dan budaya. Generasi Z, yang lahir di tengah arus digital, sangat dipengaruhi oleh perkembangan gadget yang semakin pesat.

Generasi Z cenderung lebih banyak menggunakan perangkat digital untuk hiburan daripada komunikasi sosial atau pembelajaran. Perilaku ini menunjukkan adiksi terhadap gadget, yang dapat berdampak negatif pada prestasi belajar serta interaksi sosial mereka. Penelitian menunjukkan bahwa fenomena ini tidak hanya menjadi masalah sosial-budaya, tetapi juga memiliki dasar biopsikologis yang kuat.

Mekanisme Neurobiologis di Balik Perilaku Pasif-Apatis

Fenomena pasif-apatis generasi muda dapat dianalisis melalui mekanisme neurobiologis. Pertama, aktivitas digital seperti mendapatkan likes, notifikasi, atau pencapaian dalam game memicu pelepasan dopamin pada area otak seperti nucleus accumbens. Dopamin inilah yang menimbulkan sensasi reward instan. Akibatnya, otak terbiasa mencari kesenangan cepat dari gadget, sementara interaksi sosial nyata yang membutuhkan usaha lebih tidak lagi terasa menarik.

Kedua, proses neuroplastisitas memperkuat jalur saraf yang berkaitan dengan reward digital. Seiring waktu, hal ini dapat menurunkan sensitivitas terhadap reward sosial, secara tidak langsung memunculkan sikap pasif, serta mengurangi motivasi untuk terlibat dalam hubungan tatap muka. Kondisi ini sejalan dengan temuan sistematis bahwa paparan layar berlebihan berkorelasi dengan meningkatnya stres, depresi, dan rendahnya self-esteem pada remaja.

Ketiga, perkembangan prefrontal cortex pada remaja dan dewasa awal yang berfungsi mengendalikan impuls dan pengambilan keputusan masih berlangsung. Keterpaparan reward digital yang berulang membuat fungsi regulasi diri melemah, sehingga generasi muda sulit mengontrol penggunaan gadget. Ketidakmampuan ini menjelaskan mengapa banyak dari mereka lebih memilih aktivitas pasif dengan gadget dibandingkan terlibat aktif dalam interaksi sosial.

Dampak Jangka Panjang pada Generasi Muda

Dari kecenderungan perilaku apatis yang dialami oleh remaja ini, ada kaitannya dengan perilaku-perilaku yang berhubungan dengan gejala-gejala seperti meningkatnya risiko kesepian, depresi, dan isolasi sosial. Perilaku di atas tentu akan berdampak secara sosial dan kesejahteraan anak di masa depan. Dalam jangka panjang, generasi muda bisa kehilangan kemampuan membangun dukungan sosial yang penting bagi kesehatan mental dan kesejahteraan.

Kecenderungan pasif-apatis generasi muda tidak dapat dipandang sekadar sebagai masalah moral atau budaya. Dari perspektif biopsikologi, fenomena ini berakar pada perubahan sistem reward otak, ketidakseimbangan neurotransmiter, serta lemahnya kontrol impuls akibat dominasi gadget dalam kehidupan sehari-hari.

Solusi untuk Menjaga Keseimbangan

Dengan memahami dasar biologisnya, kita dapat menyadari bahwa solusi tidak cukup hanya mengkritik gaya hidup generasi muda, tetapi perlu mengembangkan literasi digital, regulasi penggunaan gawai, serta menciptakan ruang sosial yang lebih bermakna agar keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata dapat terjaga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Bergabung bersama kami, dapatkan kupon diskon untuk isi ulang game murah! Nikmati fitur menarik kami:

0

Subtotal